Selasa, 07 Juni 2011

Masalah dan Pengelolaan Danau

BAB I
P E N D A H U L U A N

I.1 Latar Belakang
Ekosistem danau di Indonesia tersimpan kekayaan plasma nutfah yang jumlahnya mencapai 25% plasma nutfah dunia. Selain itu danau sebagai andalan penyediaan air untuk pertanian, sumber air baku masyarakat, perikanan, PLTA, pariwisata dan sebagainya.
Sebagian besar danau-danau tersebut saat ini telah mengalami degradasi. Beberapa faktor penyebab degradasi tersebut antara lain meningkatnya jumlah penduduk, berkembangnya kawasan permukiman dan industri pada daerah tangkapan air dan pembuangan limbah ke perairan danau. Kondisi tersebut telah menimbulkan masalah eutrofikasi, berkurangnya pasokan air, meningkatnya keasaman air danau, sedimentasi, dan terganggunya ekosistem keanekaragaman hayati yang berpotensi menimbulkan bencana atau kelangsungan kehidupan.
Ancaman ekosistem danau akan semakin meningkat akibat pengaruh perubahan iklim global di masa mendatang. Meningkatnya temperatur udara dan berubahnya pola curah hujan akan mempengaruhi ekosistem danau sehingga diperlukan beberapa langkah-langkah strategis guna mempertahankan, melestarikan dan memulihkan fungsi danau berdasarkan keseimbangan ekosistem. Kebijakan strategis tersebut selanjutnya akan diusulkan termuat dalam RPJMN 2010-2014 agar arah dan langkah pembangunan lingkungan hidup nasional yang menyangkut keberlangsungan ekosistem danau dapat menjadi prioritas pemerintah.

I.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu ekosistem danau.
2. Untuk mengetahui system pengelolaan danau diindonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Danau
Danau diefenisikan sebagai perairan stagnan (tenang) yang terisolasi dari laut. Danau adalah suatu badan air yang mengenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan persgegi. Danau merupakan suatu daratn yang cekung (basain) yang digenangi air yang cukup banyak. Air yang menggenangi danau bisa berasal dari mata air, air tanah, air sungai yang berpelepasan atau bermuara di danau tersebut atau juga berasal dari air hujan.
II.2 Fungsi Ekosistem Danau
Beberapa fungsi penting ekosistem danau sebagai berikut :
1. Sebagai sumber plasma nuftah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan genetic.
2. Sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting.
3. Sebagai sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat sekitarnya (rumah tangga, industri dan pertanian)
4. Sebagai tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan,aliran permukaan, sungai – sungai atau dari sumber – sumber air bawah tanah.
5. Memelihara iklim mikro dimana keberadaan ekosistem danau dapat mempengaruhi kelembapan dan tingkat curah hujan setempat.
6. Sebagai sarana transportasi untuk memindahkan hasil – hasil pertanian dari suatu tempat ke tempat yang lain.
7. Sebagai penghasil energy listrik melalui PLTA.
8. Sebagai objek wisata.
Selain itu ekosistem danau juga menawarkan 2 hal, yaitu :
1. Sebagai sumber air yang paling praktis dan murah untuk kepentingan domestic maupun industri.
2. Sebagai system pembuangan yang memadai dan paling murah.

II.3 Pembagian Danau

1. Berdasarkan proses terjadinya, danau di bagi atas :
a. Danau Tektonik yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik seperti gempa. Contohnya danau Poso, danau Tempe, danau Towuti di Sulawesi, danau Singkarak, danau Maninjau dan danau Takengon di Sumatera.
b. Danau Vulkanik atau Danau Kawah yaitu danau yang terdapat pada kawah lubang kepunden bekas letusan gunung berapi. Contohnya danau Kelimutu di Flores, danau Kawah Bromo, danau Gunung Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali, danau Kerinci di Sumatera Barat serta Kawah Gunung Kelud.
c. Danau Tektonik-Vulkanik yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara proses vulkanik dengan prose tektonik. Contohnya danau Toba di Sumatera Utara.
d. Danau Karst yaitu danau yang terbentuk akibat adanya erosi atau peleburan batuan kapur.
e. Danau Glasial yaitu danau yang terjadi kaibat pencairan es. Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan Amerika dan Kanada.
f. Waduk atau Bendungan yaitu danau yang sengaja dibuat oleh manusia. Contohnya Siguling, Citarung, dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung Ombo, dan Gajah Mungkur di Jawa Tengah.
2. Berdasarkan penetrasi cahaya matahari, yaitu :
a. Daerah Fotik yaitu daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis.
b. Daerah Afotik yaitu daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik.
3. Berdasarkan daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. (suhu), yaitu :
a. Epilimnion yaitu lapisan atas, suhu relative konstan karena adanya angin dan gelombang.
b. Termoklin/metalimnion yaitu bagian tengah dimana perubahan suhu besar, kedalaman berubah 1 meter suhu turun 1 oC.
c. Hipolimnion yaitu bagian dasar suhu sangat rendah karena masa air yang tenang/stagnan.
4. Berdasarkan Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut :
a. Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
b. Daerah limnetic
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-
udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
5. Berdasarkan produksi materi organik-nya,dikelompokan sebagai berikut:
a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut. Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.

BAB III
P E M B A H A S A N

III.1 Pengelolaan Ekosistem Danau
Di dalam pengelolaan ekosistem danau perlu dikembangkan peraturan perundangan dan upayaupaya sebagai berikut:
a. Penyusunan kriteria danau prioritas nasional.
b. Penetapan danau prioritas nasional untuk jangka waktu pendek, menengah dan panjang.
c. Penataan ruang yang sesuai dengan daya dukung lingkungan danau dan daya tampung beban pencemaran air.
d. Penentuan batas danau dan batas sempadan danau.
e. Status kepemilikan lahan sempadan danau.
f. Perencanaan jenis dan zone pemanfaatan lahan sempadan danau.
g. Pembuatan bangunan pengendali limpasan, erosi dan penahan sedimen.
h. Pembuatan bangunan konservasi, rehabilitasi DAS kritis.
i. Pembuatan bangunan pengatur tata air danau dan pengendali banjir.
j. Pembuatan bangunan pendaya gunaan dan pemanfaatan air, pengambilan air dan pembangkit tenaga listrik.
k. Pembuatan Instalasi pengolah limbah
l. Pemanfaatan eceng gondok

III.2 Pemanfaatan Sumber Daya Air Danau
Adapun pemanfaatan sumber daya air danau adalah sebagai berikut :
a. Melakukan kajian daya dukung lingkungan DTA danau
b. Melakukan kajian terhadap neraca air dan proyeksinya.
c. Pemanfaatan sumber daya air danau perlu melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
d. Pengaturan perizinan pemanfaatan air yang memperhatikan fungsi dan daya dukung danau.

III.3 Pengembangan Sistem Monitoring, Evaluasi Dan Informasi Danau
Terbatasnya data dasar mengenai danau-danau di Indonesia menyebabkan terbatasnya informasi dan perencanaan pengelolaan ekosistem danau. Selain itu meningkatnya eutrofikasi, alga blooming dan pertumbuhan masal gulma air, arus balik dan pencemaran di perairan danau telah menimbulkan menurunnya kualitas air danau sehingga terjadi kematian massal ikan. Untuk itu perlu dilakukan:
a. Inventarisasi dan penyusunan database ekosistem danau.
b. Penyusunan atlas ekosistem danau Indonesia.
c. Pembangunan sistem informasi ekosistem danau.
d. Pembangunan sistem informasi peringatan dini kerusakan ekosistem danau yang handal dan efisien

III.4 Langkah-Langkah Adaptasi Dan Mitigasi Perubahan Iklim
Antisipasi perubahan iklim terhadap kerusakan ekosistem danau dapat dilakukan berbagai langkah upaya sebagai berikut:

1. Adaptasi yaitu:
a. Pengendalian banjir dengan konservasi hutan dan lahan di DTA Danau.
b. Meningkatkan kapasitas penyerapan air.
c. Mengendalikan fluktuasi debit dengan upaya struktural dan non structural.
d. Membangun sarana prasarana sistem irigasi hemat air dan waduk lapangan.
e. Pengembangan teknologi baru dalam irigasi dan varietas unggul yang hemat air.
f. Pengelolaan risiko bencana (analisis risiko bencana, sistem peringatan dini, sistem evaluasi dan monitoring).
g. Kampanye hemat air.
h. Pengendalian tata ruang.
i. Penggunaan sumber daya air yang efisien diwaktu musim kemarau.
j. Prediksi iklim yang handal dan akurat.

2. Mitigasi, yaitu:
a. Mengatur air pada lahan gambut dan mengurangi risiko kebakaran hutan dan lahan
b. Konservasi lahan basah.
c. Penghijauan dan reboisasi.
d. Pembuatan system resapan

III.5 Peningkatan Kapasitas, Kelembagaan Dan Koordinasi

a. Penetapan kewenangan dan kejelasan pengelolaan danau di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota berdasarkan DTA dan nilai strategis danau.
b. Pengembangan forum komunikasi danau yang berintegrasi dengan forumforum lain yang terkait.
c. Pengkajian pembentukan asosiasi kabupaten/kota yang memiliki danau di Indonesia dalam pengelolaan danau.
d. Pelatihan pengelolaan danau untuk tenaga staf dan teknisi serta tenaga praktisi danau.

III.6 PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT
Masyarakat yang tinggal di sekitar danau atau sumber kehidupannya sangat tergantung pada sumber daya danau, perlu dibina agar tidak merusak lingkungannya.
a. Pelibatan masyarakat sekitar danau dalam upaya rehabilitasi danau.
b. Kegiatan budidaya ikan lebih diprioritaskan bagi masyarakat yang tinggal disekitar danau.
c. Masyarakat pembudidaya ikan danau diberdayakan dengan teknologi KJA ramah lingkungan.
d. Pengembangan perikanan tangkap di danau untuk mengatasi eutrofikasi, antara lain ikan bandeng. Menguntungkan nelayan dan pembudidaya ikan karena pertumbuhan ikan lebih cepat dari pada di tambak.
e. Pengembangan pariwisata dan festival danau untuk memasyarakatkan kelestarian danau dan meningkatkan nilai ekonominya.

III.7 PENDANAAN BERKELANJUTAN
Danau dan lingkungan disekitarnya dimanfaatkan untuk kesejahteran penduduk, yang pengembangannya memerlukan sumber pendanaan. Sumber pendanaan tersebut dapat dikembangkan dari beberapa sumber, yaitu:
a. APBN: mengalokasikan dana untuk pengelolaan danau sesuai dengan prioritas dan pentahapannya.
b. APBD: mengalokasikan anggaran daerah yang memiliki danau berdasarkan prioritas sesuai dengan potensi pemanfaatan danau dan tingkat kerusakannya.
c. BLN: mengembangkan kerjasama luar negeri dengan lembagalembaga internasional untuk memperoleh dana hibah yang berupa bantuan tenaga ahli dan peralatan pemantauan danau maupun kegiatan fisik konservasi danau.
d. Partisipasi masyarakat: Masyarakat sekitar danau berpartisipasi menjaga kelestarian danau dengan upaya pengendalian pencemaran dan pencegahan kerusakan lingkungannya, khususnya limbah penduduk.
e. Kontribusi pengusaha pemanfaat sumber daya air danau: pemanfaat sumber daya air danau, antara lain penggunaan air danau, aliran air danau dan tenaga air harus memberikan kontribusinya bagi konservasi danau dan lingkungannya.

BAB IV
P E N U T U P

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembhasan dari bab ke bab, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Ekosistem danau merupakan sumber kekyaan plasma nuftah yang jumlahnya mencapai 25 % plasma nuftah didunia.
2. Danau merupakan sumber perekonomian masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan danau.
3. Karena danau merupakan suatu ekosistem sehingga perlu dijaga keseimbangan ekologinya.
4. Ekosistem danau perlu dijaga dan lakukan pengelolaan yang baik dan terstruktur guna kelangsungan ekosistem dan manusia.

B. Saran
Saran yang perlu disampaikan adalah kita sebagai manusia perlu melestarikan dan melindungi ekosistem danau guna kelangsungan hidup anak cucu kita.

Sumber :Berbagai Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar